Jumat, 04 Maret 2016

AYOK BERKUNJUNG KE MUSEUM PUSAKA NIAS



  Museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif pada masa depan. Sejak tahun 1977, setiap tanggal 18 Mei diperingati sebagai Hari Museum Internasional.
­Museum Pusaka Nias adalah adalah salah satu wadah untuk melestarikan nilai-nilai budaya Nias. Museum Pusaka Nias dikelola oleh Persaudaraan Kapusin Provinsi Sibolga. Pada kapitel Ordo Kapusin Provinsi Sibolga pada tgl. 28-30 Juli 1990, Pastor Hadrian Hess, OFMCap. menyampaikan suatu ceramah tentang pentingnya untuk melestarikan budaya dan mendirikan museum Nias. Kemudian dalam rapat pleno Ordo Kapusin Provinsi Sibolga diputuskan bersama untuk mendirikan museum Nias dengan lokasi kota Gunungsitoli, kabupaten Nias, karena di kota Gunungsitoli mayoritas generasi muda Nias melanjutkan studinya ke kota ini. Dalam pengurusan dan pendirian museum ini, Ordo Kapusin Provinsi Sibolga mempercayakan kepada Pastor Johannes sampai sekarang.
Rencana pendirian Museum Pusaka Nias telah banyak menemui banyak kendala karena prosedur dan persyaratan pendirian sebuah museum belum diketahui sebelumnya. Syukurlah, Yayasan Nusantara Jaya-Jakarta, memberi petunjuk dan informasi tentang pendirian sebuah museum dan menganjurkan untuk mendirikan yayasan yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup museum. Yayasan Nusantara Jaya menganjurkan juga untuk berhubungan dengan Direktorat Permuseuman sebagai instansi yang menangani dan membina museum-museum di seluruh Indonesia.
Berdasarkan petunjuk dari Yayasan Nusantara Jaya tersebut, pada tanggal 19 April 1991, Pastor Johannes bertindak atas nama Dewan Ordo Kapusin Provinsi Sibolga menghadap Notaris untuk mendirikan Yayasan Pusaka Nias sebagai Badan Hukum Museum Pusaka Nias dengan akta notaris nomor: 4 Tahun 1991.
Setelah Yayasan Pusaka Nias berdiri, kemudian yayasan melakukan hubungan dengan Direktorat Permuseuman. Melalui Direktur Permuseuman akhirnya Yayasan Pusaka Nias memperoleh petunjuk-petunjuk yang lengkap. Akhirnya melalui SK Bupati Nias KDH Tk. I Nias, keluarlah Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Museum Pusaka Nias dengan nomor: 646.1/626/SK/1992 yang terdiri dari 4 (empat) paviliun dan 1 (satu) paviliun khusus tempat koleksi batu-batu megalit.
Dari hasil pelaporan Yayasan Pusaka Nias ke Direktorat Permuseuman dan permohonan pendirian Museum Pusaka Nias kepada Kakanwil Depdikbud Prop. Sumatera Utara, pada tgl. 16 September 1993 dikeluarkan Izin Pendirian Museum Pusaka Nias oleh Kakanwil Depdikbud Prop. Sumatera Utara dengan nomor: 7009/I05/J/93.14.
Museum Pusaka Nais terletak di jalan Yos Sudarso No.134 A Kelurahan Saombo Kota Gunungsitoli, dan ini menjadikan posisi museum pusaka nias sebagai pusat dari objek wisata masyrakat kota Gunungsitoli dan termasuk para pelajar yang datang dari berbagai daerah mengayayam pendidikan di Kota Gunungsitoli. Selain itu juga Museum Pusaka Nias tidak jauh dari Pelabuhan kota Gunungsitoli yang menjadikan pusat informasi bagi wisatawan sebelum menjelajah pulau nias selain itu juga sebagai tempat persinggahan bagi wisatawan sebelum berangkat menuju kota sibolga.
Museum Pusaka Nias secara umum dikenal sebagai wadah untuk melestarikan nilai-nilai budaya Nias. Jantung dari Museum Pusaka Nias yaitu ruang pameran yang terbagi 4 Paviliun ditambah 1 Paviliun khusus untuk megalit.
Paviliun pertama bertopik tentang keagungan masa lalu (Lakhomi mefona), di dalam raungan ini kita bisa melihat berbagai arrtefak sebagai bukti material yang dapat menggambarkan keagungan ONO NIHA pada masa lalu mulai dari kehidupannya secara pribadi, dalam keluarga dalam masyrakat hingga kesisi religius yang berkaitan dengan dunia dan kepercayaannya. Benda-benda tersebut berkaitan dengan dimensi kehidupan yang agung (molakhomi), terhormat (mosumange), tegas (mosofu) dan prestisius.
Paviliun kedua bertopik tentang berbagai pesta (Owasa/Fa’ulu) di dalam ruangan ini terlihat bukti-bukti material yang dipakai dalam pesta yang berkaitan dengan kejelasan dan peneguhan status . mulai dari berbagai bentuk perhiasan dan barang-barang berharga lainnya, peralatan dapur dan peralatan jamuan yang terbuat dari kayu, batu dan keramik. Dilanjutkan dengan rumah adat dengan berbagai ukiran dan monument disekitarnya sebagai symbol tingginya status. Berbagai takaran, pakaian, tempat duduk yang sekaligus sebagai usungan pada saat prosesi pesta adat, hingga berbagai bentuk peti jenazah sebagai akhir dari kehidupan serta artefak yang digunakan pada perayaan pesta religi kuno.
Paviliun ketiga bertopik tentang hidup keseharian (Fa’auri sero Ma’okho), untuk menelusuri hidup keseharian Ono Niha dapat dilihat dalam pavilion ini, mulai dari tempat hunian peralatan hidup keseharian yang menyangkut seni, pertanian, pertukangan, perburuan kepala manusia, perburuan hewan untuk makanan hingga pada kepercayaan pada kekuatan yang bersifat magis.
Pavilun keempat adalah pavilion pameran temporer yang mana stiap satu atau dua tahun berganti topik, pada bulan November 2014 hingga sekarang bertopik tentang Penyebaran injil di pulau Nias.
Dan paviliun tengah adalah tempat batu megalit sebagai peningglan para leluhur yang berasal dari Lahusa-Gomo. Di dalam ruangan ini kita bisa melihat batu megalit jenis Gowe Nialre, Osa-osa sisarabagi, osa-osa si tolu bagi, niomanu-manu, nioniha, niogadi, adulo manu ndra alawe, awina, naha cuhu hogo dan berbagai jenis megalith lainnya.
Selain jantung museum pusaka Nias, di Museum juga tersedia Flora dan fauna nias yang berkaitan dengan sejarah dan perdaban pulau Nias. Flora yang tersedia di kompleks museum pusaka Nias merupakan binatang endemic Pulau Nias seperti Gogowaya (Burung enggang, dan berbagai macam binatang endemic lainnya. Fauna yang tersedia di Museum Pusaka Nias juga berkaitan dengan perdaban pulau Nias seperti Pohon Oholu yang merupakan sumber dari Bahan baju tradisional Nias sebelkum ada kain, Pohon Fosi yang merupakan pohon keramat dan dipercaya oleh orang Nias sebelum ada agama.
Di museum pusaka Nias tersedia Perpustakaan yang mengoleksi 1130 judul buku hingga sekarang Februari 2016, dan pada umumnya judul buku tersebut berkaitan tentang budaya Nias, disana juga tersedia kamus bahasa Nias-Indonesi, Indonesia-Nias. Untuk bergabung dan menjadi pembaca setia perpustakaan museum pusaka Nias, daftarkanlah Anda segera ke staf bagian Perpustakaan Museum Pusaka Nias hanya dengan mengisi formulir keanggotan dan melunasi uang administrasi sbesar Rp 30.000.
Para peneliti/arkeolog sangat bersyukur dengan adanya paviliun tempat penyimpanan barang koleksi museum pusaka Nias, karena salah satu sarana untuk melengkapi data dan bukti secara otentik dari budaya Nias. Dan terlebih dengan adanya perpustakaan gudang ilmu tentang budaya Nias, disana terdapat buku-buku seperti Asal-usul masyarakat Nias, Kamus Li Niha, amaedola dan berbagai buku tentang Nias, dan ini sangat membantu mahasiswa yang sedang membutuhkan buku referensi dalam penyusunan skripsi tentang budaya Nias.
Di  Museum Pusaka Nias juga tersedia Guest House yang berbentuk sederhana dan rumah adat tradisional Nias Utara dan Selatan dengan tarif yang berbeda-beda. Bagi orang yang ingin merasakan bagaimana suasana rumah adat Nias, silahkan menginap di Guest House Museum Pusakan Nias, pelayananan yang bagus dan lingkungan yang nyaman memberI kesan yang luar biasa. Selain menikmati suasana rumah adat, juga bisa menikmati lingkungan museum yang penuh dengan fasilitas rekreasi, ayunan dan luncuran bagi anak-anak, pondok tempat bersantai, fauna nias dan flora nias yang membuat suasana lingkungan Museum indah dan membuat pengunjung bertahan lama, selain itu Museum Pusaka Nias juga mempunyai pantai yang indah, yang mana ditepi pantai ini kita bisa menikmati sunrise yang indah dan bagi yang suka berenang sangat bagus tempat ini untuk berenang.
Di museum pusaka Nias juga tersedia berbagai bentuk ruang pertemuan, outdoor dan indoor. Ruang pertemuan Indoor dilengkapi dengan fasilitas AC, Infocus dan Ruang pertemuan outdoor tersedia dengan berbagai bentuk dan letak, ada Omo bale yang terletak dihalaman tengah Museum Pusaka Nias, Pondok Laut terletak di dekat pantai, Bintang Timur berbentuk Gua dan terletak dekat pantai, Bintang Laut terletak diatasa laut sekitar 200 meter ke dalam laut. Ruang pertemuan tersebut bisa digunakan untuk acara pemerintahan, gereja, keluarga, ulang tahun dan berbagai acara formal.
Di Museum Pusaka Nias juga tersedia kantin tempat menjual jenis makanan dan minuman ringan, tersedia obat lapar disaat lapar, ada nasi goreng, ifu mie dan mie soep di hari-hari tertentu. Kantin Museum Pusaka Nias ada dua, satu yang terletak di pusat taman rekreasi museum Pusaka Nias dan satu di dekat pantai persis di dekat ayunan.
Berwisata ke Museum Pusaka Nias, merupakan wisata sejarah untuk mengasah dan menambah wawasan anda dengan mengenang masa lalu yang pernah terjadi di Pulau Nias yang sangat pas sebagai wisata keluarga dimana selain sebagai wisata yang mendidik bagi keluarga, anda dan keluarga dapat berwisata mengenang masa lalu dengan tampilan visual yang menarik di beberapa Paviliun Museum Pusaka Nias dan lingkungan Museum Pusaka Nias yang membuat betah sedagai tempat rekreasi, menambah wawasan anda mengenai budaya, seni, sastra, perjuangan kemerdekaan, hingga bencana Gempa di Pulau Nias yang patut anda ketahui untuk membuka mata anda tentang apa yang telah terjadi dan hal-hal yang belum anda ketahui. Untuk itu, kali ini kami menyarakan wajib anda kunjungi untuk berwisata sejarah di Museum Pusaka Nias.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar