Rabu, 01 Maret 2017

Rabu Abu

Dalam gereja Kristen tradisi/ritus barat (termasuk Gereja Katolik Roma dan Protestanisme), Rabu Abu adalah hari pertama masa Pra-Paskah dalam liturgi tahunan gerejawi. Hari ini ditentukan jatuh pada hari Rabu, 40 hari sebelum hari Paskah tanpa menghitung hari-hari Minggu, atau 44 hari (termasuk hari Minggu) sebelum hari Jumat Agung.

Pada hari itu umat yang datang ke Gereja dahinya diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini. Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel kuno di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan dan pertobatan (misalnya seperti dalam Kitab Ester, yaitu Ester 4:1, 3). Dalam Mazmur 102:10 penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu":

"Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan."

Biasanya pemberian tanda tersebut disertai dengan ucapan, "Bertobatlah dan percayalah pada Injil."

Seringkali pada hari ini bacaan di Gereja diambil dari Alkitab bagian kitab 2 Samuel 11-12, perihal raja Daud yang berzinah dan bertobat.

Banyak orang Katolik menganggap hari Rabu Abu sebagai hari untuk mengingat kefanaan seseorang. Pada hari ini umat Katolik berusia 18–59 tahun diwajibkan berpuasa, dengan batasan makan kenyang paling banyak satu kali, dan berpantang.

Jumat, 24 Februari 2017

Homili Jumat 24 Februari 2017

Hari Jumat, Pekan Biasa ke-VII
Sir 6:5-17
Mzm 119:12.16.18.27.34.35
Mrk 10:1-12

Sahabat yang setia tiada ternilai

Kita sebagai manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Secara alamiah kita senantiasa terbuka kepada semua orang, dan memiliki kecenderungan untuk membangun relasi tertentu dengan mereka. Relasi itu memiliki nomenclature tertentu seperti kawan, teman dan sahabat. Ketiga bentuk relasi sosial ini memiliki makna yang berbeda-beda. Misalnya, kawan adalah seseorang yang kita kenal dalam hidup ini namun relasi kita tidaklah akrab. Teman adalah seorang pribadi yang kita kenal dengan akrab, namun kita tidak dapat saling berbagi disaat susah dan senang. Sahabat adalah seorang pribadi yang kita kenal akrab sehingga kita dapat saling berbagi dengannya disaat susah atau senang. Nah dari pemahaman sederhana ini kita dapat melihat perbedaan-perbedaan tertentu dalam relasi sosial kita. Maka dari dapatlah dikatakan bahwa tidak semua kawan dan teman adalah sahabat kita. Kawan dapat menjadi lawan kita. Teman dapat melupakan kita saat sedang mengalami kesulitan. Hanya sahabat sejati yang dapat berempati dalam segala situasi hidup kita. Sahabat sejati tidak pernah akan tertawa di atas penderitaan kita.

Tuhan Yesus dalam malam perjamuan terakhir menyapa para murid-Nya sebagai sahabat. Ia berkata: “Kamu adalah sahabat-Ku jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu” (Yoh 15:14). Yesus tidak menyapa murid-murid-Nya sebagai hamba sebab hamba tidak mengetahui apa yang dibuat oleh tuannya, tetapi Yesus menyapa mereka sahabat karena Ia sendiri sudah memberitahukan kepada mereka segala sesuatu yang telah didengar-Nya dari Bapa di surga (Yoh 15:15). Di bagian lain dalam Injil, Tuhan Yesus menyebut para murid-Nya sebagai sahabat-sahabat mempelai. Yesus berkata kepada murid-murid Yohanes Pembaptis:“Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan waktu itulah mereka akan berpuasa” (Mat 9:15). Kutipan-kutipan ini membantu kita untuk mengerti rencana Tuhan Yesus bahwa kita adalah sahabat-sahabat-Nya. Dia sendiri adalah mempelai dan kita adalah sahabat-sahabat mempelai yang merasakan sukacita bersama Tuhan. Tuhan Yesus tidak menyapa para murid sebagai kawan dan teman tetapi sebagai sahabat-sahabat-Nya. Dia senantiasa berempati dengan mereka.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini berbicara tentang persahabatan. Kitab Putra Sirakh mengatakan kepada kita bahwa tenggorokan yang manis mendapat banyak sahabat dan keramahan diperbanyak oleh lidah yang manis dan lembut. Tutur kata serta sapaan-sapaan yang keluar dari dalam mulut kita hendaknya menghasilkan buah-buah persahabatan yang baik bukan perselisihan. Seorang dapat dinilai sebagai pribadi yang etis berdasarkan tutur kata dan sapaan-sapaan yang keluar dari dalam mulutnya. Kitab Putra Sirakh memberi kiat-kiat tertentu bagaimana mendapatkan sahabat yang baik. Misalnya, jikalau kita mau mendapat sahabat maka perlu membuat sebuah kajian tentang pribadi itu terlebih dahulu dan jangan terburu-buru untuk percaya kepadanya. Mengapa demikian? Sebab ada orang yang bersahabat hanya menurut ketikanya sendiri, namun pada hari kesukaran kita tidak bertahan (Sir 6:7-8). Di sini kita disadarkan untuk bijaksana dalam memilih orang untuk menjadi sahabat.

Kitab Putra Sirakh juga memberi aba-aba kepada kita untuk bijaksana dan berkati-hati karena sahabat dapat berubah menjadi musuh dan menceritakan zona pribadi kita kepada orang lain. Hal ini tentu sangat memalukan. Ada sahabat yang senang makan bersama tetapi ketika kita berada dalam kesulitan maka ia segera menjauh. Dia hanya dekat dengan kita ketika kita berada dalam zona kesejahteraan. Dia akan menjauh ketika melihat hidup kita tidak sejahtera. Untuk itu sikap berhati-hati atau waspada selalu kepada orang yang dianggap sebagai kawan, teman bahkan sahabat sekali pun.

Siapakah sahabat setiawan? Sahabat setiawan adalah dia yang hadir dan bertahan dalam segala situasi hidup kita. Dia memiliki sikap berbela rasa, empati yang besar kepada kita. Kitab Putra Sirakh mengatakan bahwa sahabat sejati itu merupakan perlindungan yang kokoh, tiada ternilai dan harganya tidak tertimbang. Sahabat sejati itu obat kehidupan, hanya orang yang takut akan Tuhan dapat memperolehnya. Persahabatan semacam ini lurus hati antara setiap sahabat. Persahabatan itu memang penting dan harus kita miliki. Apakah anda dan saya sudah menjadi pribadi yang bersahabat? Apakah kita hanya menjadi pribadi yang berkawan dan berteman saja?

Persahabatan sejati dapat kita temukan dalam relasi para suami dan istri. Sesuai dengan rencana Tuhan sejak dunia dijadikan, Tuhan memiliki rencana dan kehendak untuk menciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling membahagiakan sebagai sahabat. Sebab itu, laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikian mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia (Kej 2:24; Mrk 10: 6-9). Jadi Tuhan sendiri memiliki rencana yang luhur supaya para suami dan istri itu menjadi sahabat sejati sampai maut memisahkan mereka.

Tantangan persahabatan sejati pada suami dan isteri adalah perceraian. Percerian (divorzio) dan pisah ranjang(separazione) adalah dua hal yang menantang persahabatan sejati para suami dan istri masa kini. Tuhan Yesus mengatakan bahwa perceraian itu terjadi karena manusia memiliki hati yang tegar. Manusia bersifat egois dan memandang pasangan hidup bukan sebagai sahabat tetapi sebagai objek untuk dinikmati saja. Persahabatan suami dan istri hancur karena ketegaran hati, kesombongan manusiawi. Padahal tujuan perkawinan adalah supaya suami dan istri yang menjadi satu daging itu menjadi bahagia dan saling membahagiakan. Mengapa mereka mau menjadi bahagia? Karena mereka sepadan atau cocok satu sama lain. Mereka saling melengkapi satu sama lain.

Mari kita berjuang untuk membangun persahabatan sejati, persahabatan setiawan yang merupakan sebuah relasi penuh dengan empati. Para suami dan istri, jadilah sahabat yang saling membahagiakan, saling berempati satu sama lain. Sahabat yang bertahan dalam suka dan duka hingga maut memisahkan. Bertahanlah dalam derita, bersukacitalah dalam kasih.

Senin, 23 Januari 2017

Pertemuan OMK St. Fransiskus

Senin, 23 Januari 2017, Pertemuan perdana OMK St. Fransiskus Laverna tahun 2017 yang diadakan di Rumah saudari Agnes Laoli, tepatnya d Tandawana.
Pertemuan ini diawali dengan Nyanyi dan doa yang langsung dipimpin oleh Albert dan saya sendiri, kemudian dilanjutkan dengan laporan keuangan dan evaluasi kegiatan OMK selama 2016. Setelah laporan dan evaluasi, dilanjutkan dengan pembahasan kegiatan dan rencana Tahun 2017.

Kebaktian Oikumenis

Kamis, 19 Januari 2017, untuk mengenang arwah para misionaris yang tenggelan bersama Kapal Van Imhoff di perairan laut Pulau Simuk, maka Museum Pusaka Nias dibawah naungan Yayasan Pusaka Nias mengadakan kebaktian Oikumenis di Halaman Pameran Museum Pusaka Nias yang dihadiri oleh para Pendeta, Pastor, Suster, para biarawan/i, Mahasiswa/i STT Sunderman, STT Syalom, STP Dian Mandala, tokoh agama, tokoh masyrakat dan seluruh staff dan karyawan Museum Pusaka Nias, pengkhobah pada kebaktian ini adalah Ephorus Tuhoni dan inti dari injil yang disampaikan adalah Kita harus bersyukur atas kedatangan para Misionaris karena Berkat mereka sekarang mengenal Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Sanggar Museum Pusaka Nias

Hari ini senin 16 Januari 2017, Sanggar museum pusaka nias kembali tampil menyambut tamu dari Medan yang di fasilitasi oleh Trevell Go Nias.

Seperti biasanya sebelum menikmati tari dan musik traditional Nias, para tamu menyaksikan keagungan masa lalu pulau Nias yang tersimpan rapi di dalam ruang pameran Museum Pusaka Nias, mereka kagum terhadap koleksi museum pusaka nias terlebih dengan peradaban pulau nias yang sangat tinggi.

Setelah mereka menyaksikan keagungan masa lampau pulau nias, mereka menikmati tarian tradisional nias yakni tari hiwö, bölihae, tari Moyo dan musik tradisional, tidak hanya menyaksikan tetapi juga mencoba memainkan alat musik tradisional yaitu Tutuhao, Fondrahi, Doli-doli, koko, mage-mage/koroco, riti-riti sole, doli-doli haua, dan tamburu.
Setelah mencoba memainkan alat musik tradisional Nias, kita mengajak mereka untuk maena bersama sebagai simbol keakraban dan tanda sukacita karena kita sudah bertemu satu sama lain, kemudian setelah maena bersama, ucapan terimakasih atas kedatangan tamu dan kunjungan dari Go Nias, sekaligus ungkapan perasaan tamu terhadap penampilan Sanggar museum yang sangat bagus katanya "saya tidak menyangka, ini semua luar biasa" dan sambut oleh Bung Java "inilah suguhan special untuk hari terakhir sebelum berangkat besok"

Kami dari Sanggar museum Pusaka Nias sangat berterimakasih kepada tamu yang telah merasakan dan mengapresiasi pertujukkan dari Sanggar Museum Pusaka Nias.
Semoga Trevell yang lain juga menjadikan Pertunjukan Sanggar Museum Pusaka Nias salah satu suguhan yang alami kepada tamunya. Terimakasih, Saohgôlô.

Jumat, 13 Januari 2017

Di Jual Buku Asal Usul Masyrakat Nias

Setelah satu bulan yang lalu di luncurkan Buku tanah para pendekar, hari ini baru saja tiba buku Asal Usul Masyrakat Nias di Museum Pusaka Nias dan yang pastinya ini merupakan kabar suka cita bagi kita masyrakat Nias terlebih kepada mahasiswa/i yang ingin meneliti dan ingin menetahui sejarah budaya Nias.
Buku Asal Usul Masrakat Nias di jual di Museum Pusaka Nias dengan harga Rp 150.000, persediaan terbatas, bagi yang ingin memilikinya silahkan datang di Museum Pusaka Nias.
Ingin mengenal misteri kebudayaan Nias? Buku ini mutlak dimiliki dan dibaca.

Foto: Karol sedang memegang buku Asal Usul, Karol adalah seoarang dari tim efarinatv yang melakukan liputan di Museum Pusaka Nias.

Rabu, 11 Januari 2017

Tahun Baru AWWB Team Nias

Malam ini Awwb Team Nias, Dominiria Hulu, Sesilia Lawôlô, Filemon Hulu, Philip Richo Telaumbanua sambung rasa dengan komunitas Frateran CMM Gunungsitoli. Barbagi pengalaman selama liburan natal dan tahun baru. "Saya liburan ke Jakarta bareng mama dan adik-adik, saya salut kepada mama karena baru pertama kali jalan sendiri dari Nias sampai Jakarta dan tidak nyasar dan tiba di Jakarta dengan selamat" kata Domi, sementara Sesil berbagi tentang pengalaman merawat mama selama sakit, yang selalu mengingatkan mama untuk minum obat setiap saat.
Kebetulan pada kesempatan ini yang hadir di Komunitas Fr. Bosco, Fr. Trisno, Fr. John dan Frans sementara Fr. Petrus pergi ke Fodo melatih anak OMK untuk persiapan Natal OMK Fodo hari sabtu yang akan datang, para Frater di komunitas ini menyambut baik kedatangan kami para Awwb dan kami sangat merasa senang. Semoga rasa kekeluargaan dan persaudaraan terus bertumbuh di tengah-tengah Awwb dan umat.

Selasa, 10 Januari 2017

Menyambut Tamu Go Nias

Menyambut tamu Go Nias dengan penyuguhan sirih, tarian tradisional Nias dan Musik tradisional  Nias. Sekitar Pukul 18.00 tamu dari Go Nias tiba di Museum Pusaka Nias, sebelum memasuki ruang pameran Pusaka Nias mereka berfoto bersama di depan ruang pameran Museum Pusaka Nias kemudian masuk di ruang pameran museum pusaka Nias dan langsung saya pandu sendiri (Filemon), setelah menyaksikan koleksi museum pusaka Nias dan sekarang saatnya menyaksikan tari dan musik tradisional Nias, berikut foto-foto kunjungan tamu Go Nias.

















Terimaksih kepada Bapak/Ibu tamu dari Go Nias atas kunjungannya di Museum Pusaka Nias, semoga apa yang telah di saksikan dan di Lihat di Museum Pusaka Nias dapat memuaskan dan bisa berkunjung lagi.

Senin, 02 Januari 2017

Turut Berduka Cita

Keluarga besar Museum Pusaka Nias turut berduka cita atas meninggalnya orang tua dari saudari Febertina Harefa,  yang telah menghembuskan nafas terakhir pada hari kamis, 29.12.2016 di salah satu rumah sakit di Medan. Hari Jumat,30.12.2017 pagi jenazah beliau di berangkatkan dari Medan menuju Sibolga dengan Ambulance kemudian malam harinya diberangkatkan menuju Pulau Nias dan tiba di Pulau Nias Hari sabtu pagi, karena libur pergantian tahun maka baru hari ini keluarga besar museum Pusaka Nias memberi waktu untuk mengucapkan belangsukawa sekaligus Berdoa bersama untuk arwah beliau supaya diterima di sisi bapa disurga dan untuk keluarga yang ditinggalkan supaya diberi kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi rencana Tuhan.



Pesan terhadap keluarga semoga keluarga diberi kekuatan, ketabahan dan semoga tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan semoga mampu mengambil makna yang baik disetiap rencana Tuhan dalam hidup kita.

Minggu, 01 Januari 2017

Berwisata Ke Museum Pusaka Nias

Berwisata ke Museum Pusaka Nias tidak pernah mengecewakan Anda, Selain Menyaksikan Benda Pusaka Nias juga dapat menikmati suasana alam yang dipenuhi flora dan fauna langka khas nias, selain itu juga kita bisa rekreasi bersama keluarga di tepi pantai Museum Pusaka Nias sekaligus berenang.
Berikut Foto suasana Museum Pusaka Nias Hari ini.








Bagi yang masih belum ada kesempatan berlibur ke Museum, silahkan rencanakan dan nikmati liburan anda di Museum Pusaka Nias.

Buku "Tanah Para Pendekar"

Buku yang berjudul "Tanah Para Pendekar" yang berisikan kisah petualangan ELio Modigliani di Nias Selatan Tahun 1886. Buku ini diterjemahkan oleh Vanni Puccioni dalam bahasa Indonesia, bagi siapa yang tertarik dan ingin memiliki buku ini silahkan datang dan beli di Museum Pusaka Nias.

Secara ringkas tentang buku ini ''Kawasan elok di Selatan Sumatera itu ooleh para petualang Eropa di abad kesembilan belas dikenal sebagai tanah "liar", rumah para jagoan yang tak segan memengal kepala, para pendekar yang bahkan tak dapar di taklukan pemerintah kKolonial Belanda. Namun Elio Modligani, seorang penjelajah muda dari Italia, menjejakan kaki disana serta keluar-masuk dari satu desa ke desa lain dan pulang dalam keadaan utuh. Didampingi empat pemburu sewaan dari Jawa, Mdigliani tak hanya berhasil mendokumentasikan aspek kehidupan dan budaya Nias, tetapi jug diam-diam membawa pulang 26 tengkorak manusia yang kemudian di sumbagkan ke Museum Nasinal Antrplgi dan Etnografi di Flrence untuk riset mereka.

Pertanyaan besarnya, mengapa Modigliani tak terbunuh, padahal para petualang lain harus kocar-kacir menyelamatkan diri?

Kini Vanni Puccioni, cucu direktur museum yang memamerkan hasil ekspedisi Modidliani, memutuskan untuk mengikuti jejaknya dan menelusuri kembali ke tempat-tempat yang pernah dikunjungi sang penjelajah. 
Tujuannya satu: mengunkap bagaimana Modigliani dapat bertahan di antara pendekar itu.
(Filemon S. Hulu)